“76 TAHUN PEMERINTAHAN DISTRIK TINGGOUW”
Pada saat masa Pemerintahan Raja Sultan Tidore atau Masa Portugis, Kampung Kwoor mekarkan salah satu kampung yaitu Kampung Tubouw.
Begitu Kampung Tubouw dimekarkan, maka semua masyarakat yang mendiami di Wilayah Soon atau yang sekarang Distrik Tinggouw, mereka semua berkumpul di Kampung Tubouw dan mereka pun hidup nyaman dan saling bergantungan satu sama lain.
Pada suatu hari, sekitar tahun 1940-1942 terjadi musibah besar-besaran dan kebanyakan Masyarakat Asli Tubouw yang meninggal. Kemudian masyarakat saling tuduh menuduh katanya Masyarakat dari Soon yang bawa datang penyakit ini, dan akhirnya Masyarakat Tubouw mengusir masyarakat yang dari Soon untuk pulang kembali ke negeri atau daerahnya. Masyarakat Soon saat itu, mengirim berita dan mendesak Kampung Induk Kwoor untuk meminta pemekaran kampung sendiri, dan permintaannya pun terjawab.
Pada saat itu tahun 1943 nama SK Kampung yang keluar namanya Kampung Ruriay. Masyarakat percayakan untuk Arit Pasi Titit sebagai Kepala Kampung (Rekiet) dan Fransi/Weras Yesnath sebagai Sekretaris Kampung (Fak) karena pada masa/jamaan itu yang bisa memegang mandaat SK (yepo ekiet) berarti orang itu harus menguasai bahasa biak dan kebetulan pada masa itu yang menguasai bahasa biak adalah Arit Pasi Titit, dan dia pada saat itu menguasai 3 (tiga) bahasa (Bahasa Abun, Bahasa Miyah dan Bahasa Biak) maka dia pantas memegang mandaat itu.Begitu SK Kampung sudah keluar, Arit Pasi Titit dan Fransi/Weras Yesnath perintahkan Masyarakat Soon yang masih tinggal di Kampung Tubouw dan kembali ke daerahnya untuk membuka Lokasi Kampungnya.
Lokasi Kampung Ruriay pertama dibuka di Ata Haho (kali soon bagian bawah). Mereka tinggal disitu sekitar kurang lebih 2 (dua) tahun lamanya, dan terjadi lagi musibah yang datang menimpa masyarakat disitu (ibu hamil yang mau melahirkan tetapi kedua ibu dan anaknya meninggal bersamaan saat melahirkan). Maka dari situ masyarakat merasa tidak nyaman atau takut, dan mereka pindah buka Lokasi Kampung yang baru lagi di Ukuom Yakaw (kali soon bagian atas). Dilokasi Ukuom Yakaw ini masyarakat tinggal menetap sampai pada tahun 1949 pertama kaliPater Willem Romboutz dengan Willem Yapen naik dari Wilayah Pesisir/Werur singgah istirahat sejenak selama 2-3 hari kemudian masyarakat mengantarnya lanjut lagi ke Ataf Mafat (Distrik Wilem Romboutz.
Pada tahun 1955 Arit Pasi Titit (Kepala Kampung) meninggal dunia, maka diangkat lagi Hoh Masom Yesnath menjabat sebagai kepala kampung ganti Arit Pasi Titit dan sekretarisnya masih tetap Fransi/Weras Yesnath. Selama proses kepemimpinannya kurang lebih 2-3 tahun sekretaris kampung Fransi/Weras Yesnath meninggal dunia, dan diangkat Ndim Yesnath sebagai sekretaris kampung mengganti posisi Fransi/Weras Yesnath. Pada masa kepemimpinannya mereka sempat buka Sekolah, dan Guru Pertama yang datang mengajar adalah Guru Donatus Reyaan.
Pada tahun 1962 Kepala Kampung (Rekiet) Hoh Masom Yesnath meninggal dunia, dan diangkat Ruben Titit sebagai kepala kampung ganti posisinya Hoh Masom Yesnath dan sekretarisnya masih tetap Ndim Yesnath.Tahun 1945 sekolahnya ditutup karena tidak ada tenaga pengajar atau guru yang mengajarkan anak muridnya.Tahun itu juga masih Pada masa kepimpinan Ruben Titit dan Ndim Yesnath mereka merasa Lokasi Kampung Ruriay yang di Ukuom Yakaw tempatnya kurang pas atau tidak baik, maka mereka 2 (Dua) perintahkan masyarakatnya untuk pindah buka lokasi baru di Muara Kali Ruriay atau yang sekarang Lokasi Distrik Tinggouw (pertengahan antara lokasi kampung pertama dan kampung kedua).
Pada tahun 1969, terjadi musibah besar-besaran (wabah penyakit) yang datang menimpa Masyarakat Kampung Ruriay meninggal satu per satu berturut-turut. Akhirnya mulai masyarakat/keluarga satu demi satu bubar atau keluar mencari tempat yang aman untuk mereka bisa tinggal. Sebagian masyarakat menghindar ke Feef, Senopi , Ataf Mafat, Tubouw, dan sebagiannya lari kearah Pesisir Kwoor, Saubeba, Warmandi, Wauw, Waibem dan lainnya. Sampai pada tahun 1972 bertepatan dengan PEMILU pertama kali dipapua, Kampung Ruriay resmi ditutup karena tidak ada manusia lagi yang berada dikampung tersebut.
Selama 36 tahun lamanya (1972-2008) fakum SK Kampung Ruriay, Kampung Wayo – Distrik Feef pada tahun 2008 kembali mekarkan lagi Kampung Soon dan kepala kampungnya Arnold Yesnath dan sekretarisnya Jhony Yesnath yang kini menjabat sampai sekarang. Mereka dua dengan masyarakatnya kembali buka lokasi di muara Kali Ruriay, lokasi lama Kampung Ruriay.
Begitu Kabupaten Tambrauw hadir/ dimekarkan, pada tahun 2015 Kampung Soon mengusul 4 (Empat) Kampung, yaitu Kampung Ruriay, Kampung Tinggouw, Kampung Hohair dan Kampung Ifat Fekan. Dari lima kampung inilah menjadi dasar untuk Mendorong Distrik yang kini Distrik Tinggouw.
“Itulah Sekilas Jejak Pemerintahan Kampung Ruriay Yang Kini Kampung Soon- Distrik Tinggouw”
Sekian & Semoga Bermanfaat.
(Yesnath _ Anthony)
Turunan dari beberapa tokoh pemimpin yang tadi diatas
Mantap kk
BalasHapusBaik adik
HapusMakasih
Adik sejarah yang indah...Distrik Tinggouw, Tubouw Kwesefo dan Kwoor merupakan Peradaban suku Abun sejak saman dahulu.
HapusBaik kk Terima Kasih
Hapus🙏🙏
mantap pak Anton...
BalasHapusMakasih abang sekaligus guru saya Pa Mall 🙏🙏🙏
HapusGuru apa lagi nih...Anthony Yesnath...saya kira tulisanmu perlu diteruskan ..karena informasi tentang Papua Barat khususnya perkembangan kampung dan masyarakat adatnya perlu diketahui oleh masyarakat luar papua...bisa jadi tidak semua masyarakat Papua dan Papua barat belum mengetahui pasti asal mula penempatan suatu wilayah kampung-kampung di Tambrauw...sukses selalu Mas Anthony
HapusHehehe sio Abangku biar bagaimana pun bang tetap guruku
HapusMakasih atas dorongan dan motifasinya sya akan terus berusaha swmampuku
🙏🙏🙏